Bloomberg: Jerman sedang menghadapi resesi ringan
Pelaku ekonomi terbesar di Eropa sepertinya baru saja menekan tombol jeda. Menurut Bloomberg, Jerman saat ini sedang mengalami resesi ringan. Ini terdengar seperti diagnosis yang tidak terlalu serius namun juga tidak terlalu menjanjikan. Pertumbuhan produksi industri diprediksi akan tetap datar hingga tahun 2024, dan mengecewakan pihak-pihak yang mengharapkan pemulihan kuat. Hal yang menambah kesuraman adalah bahwa para analis memprediksi produk domestik bruto akan mengalami penyusutan sebesar 0,1% pada kuartal ketiga.
Para pakar mengaitkan pelemahan ekonomi Jerman dengan berbagai faktor, di antaranya adalah pemutusan pasokan gas alam Rusia akibat sanksi, rendahnya permintaan dari Tiongkok, adanya hambatan pada industri otomotif Jerman, serta kekurangan tenaga kerja terampil. Erik-Jan van Harn, ahli strategis makro du Rabobank, bahkan menyebut bahwa sektor industri Jerman sebagai titik lemah ekonomi negara tersebut. Industri Jerman yang dahulu tampak tangguh, kini telah kehilangan sebagian tenaganya, mereka kini berusaha mencari cara baru untuk memperkuat pertumbuhan industri tersebut.
Kementerian ekonomi Jerman juga tidak optimis setelah mereka menyatakan bahwa perlambatan ekonomi negara mereka kemungkinan akan berlanjut hingga paruh kedua 2024. Namun terdapat secercah harapan karena para analis melihat sedikit kenaikan pada tahun depan.
Pemerintah Jerman sudah menurunkan prediksi mereka, saat ini mereka memprediksi kontraksi PDB ada di angka 0,2% untuk tahun 2024. Pemulihan sudah ada di depan mata untuk tahun 2025, namun untuk saat ini, fokus mereka adalah mengatasi badai dengan optimisme yang hati-hati, mereka berharap resesi akan segera berakhir.