Hongaria menuduh Uni Eropa tidak melakukan cukup banyak hal untuk mendukung negara-negara yang terkurung daratan untuk melepaskan diri dari gas alam Rusia. Bagaimana para pemimpin Eropa akan menanggapi hal ini?

Menurut Csaba Marosvári, Wakil Menteri Luar Negeri Hungaria untuk Keamanan Energi, negara-negara kecil yang terkurung daratan seperti Hungaria membutuhkan dana tambahan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia. Namun, Uni Eropa lamban dalam mengulurkan bantuan.

“Di wilayah kami ada negara-negara kecil, pasar kecil, beberapa pemain pasar yang signifikan, kekurangan modal, proyek-proyek infrastruktur dan de-bottlenecking seperti ini dapat menelan biaya hingga ratusan juta euro - dalam istilah pasar bahan bakar, hal ini tidak mungkin untuk dipenuhi,” ujar Marosvari. Saat ini, hampir dua pertiga dari impor gas Hungaria berasal dari Rusia. Pada saat yang sama, negara-negara Eropa lainnya menekan Hungaria untuk mempercepat diversifikasi energinya.

Pejabat tersebut menunjukkan bahwa fokus Komisi Eropa pada pendanaan proyek-proyek energi “hijau” untuk mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil telah membuat beberapa negara tidak mendapatkan dukungan finansial. “Kepala keamanan energi Hungaria mengecam Uni Eropa karena tidak memberikan dukungan yang cukup untuk membantu negara-negara kecil yang terkurung daratan untuk beralih dari gas alam Rusia,” tulis Reuters.

Saat ini, di bawah kontrak 15 tahun dengan Gazprom, Hongaria menerima 4,5 miliar meter kubik gas setiap tahunnya. Tidak seperti negara-negara Eropa lainnya, setelah peristiwa Februari 2022, Hongaria dengan cepat memberikan konsesi kepada Moskow dan setuju untuk membayar gas dalam bentuk rubel.

Perlu dicatat bahwa selama setahun terakhir, banyak negara zona euro telah secara signifikan mengurangi impor gas Rusia menjadi 15% dari 50%. Namun, Hongaria belum mengikutinya dan terus mengimpor LNG Rusia.